Hari ini saya melihat banyak sekali teman sesama blogger
(anggap saya blogger mood-mood’an) posting mengenai Hari Blogger Nasional yang
jatuh pada tanggal 27 Oktober. Ya, walaupun pas saya posting tulisan ini sudah
bukan tanggal 27 oktober lagi. Karena waktu di laptop ini menunjukan pukul 23.55
WIB. Tapi hasrat untuk meramaikan perpostingan mengenai Hari Blogger Nasional tetap
membara.
Disamping itu, saya kesindir oleh emak gaoel yang bikin status kalau ada
blogger yang berkunjung ke blog beliau, tapi ketika beliau kunjungi, ternyata
sang blogger sudah lama tak mengupdate blog miliknya. Rasanya seperti lagu Cita
Citata yang sedang booming. Sakitnya Tuh Disini #nunjukdada
Hahahhaha, sudahlah kita langsung saja ke pokok alasan saya
untuk mengupdate blog kesayangan saya ini yang sudah banyak debu dimana-mana
karena asik dengan kesibukan didunia nyata sebagai emak-emak rempong yang belum
pandai membagi waktu #curhatcolongan
Senin pagi tanggal 27 oktober, saya punya jadwal yang agak
padat, harus bikin e-ktp karena saya ingin sekali daftar BPJS kesehatan. Karena
pas saya daftar online, disitu tertera bahwa saya harus mempunyai ktp
elektonik. Sebenarnya hanya menuliskan saja no ktp. Tapi ketika saya amati
antara kartu keluarga keluaran terbaru (baru dibikin saat buat akta kelahiran
fiqa) ternyata nomor ktp yang ada di KK baru berbeda dengan di KTP lama yang
belum expired. #kagettingkatdewa secara bikin ktp elektronik butuh waktu yang
lama, jangankan baru bikin, yang dulu bikin juga belum tentu jadi semua.
Nah, ada yang parah dikcamatan tempat saya tinggal. Saya sudah
2 kali pergi untuk mengajukan pembuatan e-ktp. Yang pertama ga bisa dengan alasan, no ktp saya yang baru belum di aktifkan dari dinas kependudukan. Okelah,
saya dan suami manut aja, katanya pihak kecamatan akan menelepon suami jika no
ktp yang baru sudah diaktifkan, tapi Alhamdulillah sampe kemarin suami belum
ditelepon-telepon. Sampai saya memaksa untuk cuti agar selesai perkara
pengurusan e-ktp yang ditunda.
Pas pagi tadi saya dan suami datang, katanya ga bisa lagi
bikin e-ktp karena petugasnya lagi cuti. Hellooooowwwww kalau ada petugas cuti,
trus ga ada yang gantiin gitu???? Langsung suami protes karena sudah mengajukan
cuti untuk buat e-ktp 2 kali dan ini ga bisa gagal. Memang pabrik sendiri yang
asal cuti. Akhirnya si petugas kecamatan masuk kedalam dan menyuruh suami untuk
menunggu.
Nah, sambil menunggu ini saya lihat beberapa ibu-ibu petugas
kecamatan asik memasak didapur, padahal waktu menunjukan pukul 9 pagi. Dan tiba-tiba Listrik Mati dari PLN. Langsung
saya dan suami lemes, alamat bisa dicancle untuk pembuatan e-ktpnya. Cuma saya
dan suami masih tetap menunggu. Alhamdulillah listrik nyala kembali. Tapi yang
bikin saya sebel itu ada ibu-ibu petugas yang sedang hamil yang lagi menunggu
hasil masakan teman-temannya nyeletuk “kok nyala lagi sih listriknya? teleponin
pln sih buat matiin lagi” ….. gemessssssssssssssssssss bgt sama ibu-ibu hamil
ini, dah dibayar rakyat kok malah mau kerja buta…. Kalau aja saya urusan KTP
saya dah kelar, mau aku celetukin biar nyadar, jadi PNS kok seneng makan gaji
buta.
Sebab, kalau saja saya buat “onar”, maklum yang dateng ke
kecamatan belum ramai, hanya 4 orang termasuk saya dan suami. Dan fiqa juga
tidur pules di pangkuan. Pasti ribut deh, dan proses pembuatan KTP terancam gagal.
Suami bakal cemberut. Karena dia type orang yang ga mau ribut.
Selesai mereka masak-masak, akhirnya suami di panggil buat
foto e-ktp dan sayapun ikut kedalam. Anehnya lagi ga ada tanda terima sudah
melakukan proses pembuatan e-ktp. Kata petugasnya, tunggu aja di pak RT, nanti
Ktpnya dikirim ke RT kami. Hadehhhhhh bakal jadi berapa lama ya????
Ahhhh sudahlah, yang jelas sampai malam ini saya masih
dongkol sama sikap si ibu petugas kecamatan, dan jujur saya masih menyesal
kanapa ga ribut aja sekalian. Hahhahaaha
Mudah-mudahan sikap saya besok lebih berani ya…..
Yuk… berani menengur jika ada yang bertindak tidak baik…
semoga Negara kita bisa lebih baik.
Berani?
Salam Hangat dari saya Blogger yang masih mood-moodan :)
NB. Selesai dari Kecamatan, saya pun ke BPJS dan kembali dapat perlakuan "Serobot Antrian"