CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 31 Maret 2013

SLR, Beli Ga Ya?

Awalnya membeli kamera SLR adalah mimpi. Alhamdulillah mimpi itu menjadi kenyataan. Sebenarnya kalau orang-orang terdekat tahu bahwa kami (saya dan suami ) 'menghamburkan' uang untuk membeli kamera yang 'mahal' dari pada untuk menabung lahiran dll. Saya rasa itu wajar. Tetapi kami sudah memperhitungkan dengan detil keperluan untuk besok lahiran , akekah dll.

Wacana membeli SLR ada ketika saya memperoleh uang 'terimakasih' dari perusahaan tempat saya bekerja dahulu. Setelah dihitung-hitung ada spare untuk membeli SLR. Suami meng'kompori' saya untuk membeli SLR. "Kapan lagi mam? kalau dah punya dede baby, mesti ga bisa beli, sayang lah, buat ini, buat itu.". Tapi saya tetap mikir, duh, sayang banget ya, kamera poket masih bagus kok, buat apa beli SLR?. Tapi tetap suami bilang "Besok itu banyak acara loh, dari B-daynya aqila (entah mau kemana acaranya sekarang), Nikahan adik ipar, lahiran, dan lebaran. Duh... bener-bener deh, tapi saya bilang sama suami, saya punya uang sekian, terserah mau beli type SLR apa, kalau kurang ya tambahin. Hahahhaaha.

Jujur, semenjak saya ikut perkumpulan fotografi, saya lebih tertarik dengan foto-foto. Minimal ada bukti acara ini, itu, moment ini, itu, dll. Dan karena kemarin saya ceroboh, hingga semua foto-foto saya dari nikahan sampai aqila umur 3 tahun hilang #nangis kejer# hard disk eksternal rusak, akhirnya saya bertekat untuk mengumpulkan foto-foto aqila lagi. Saya punya mimpi, nanti kalau aqila menikah, atau ada acara apa kek, dia punya foto-foto masa kecil yang bisa di slide show gitu. hihihhihi jadi bisa before dan after (berasa make over ya? ).

Beli SRL memang gampang-gampang susah, alhamdulillah saya punya teman-teman yang baik yang mengerti harga dan type yang sesuai dengan pemula. Terimakasih buat om dije Bear (Arief), om Ajie, dan Om Didiet. Saya tahu kalian ahli dalam fotografi dan tetek bengeknya #bahasanya :D . Dan saya berterimakasih sebesar-besarnya untuk om arief yang sudah saya repotkan untuk belajar ini itu dalam mencoba kamera SLR saya. Hihihi, mulai dari keinginan untuk bisa foto yang belakangnya blur, Painting Photografi, dll. Saya diajarkan sampe bisa via Whats App. Hahahahha... dije bear memang asik #balang ceker bakar.

Intinya, saya bukan bermaksud untuk pamer, hanya saja saya ingin berbagi pengalaman dalam memilih antara keperluan dan keinginan. Kiranya kita bisa me'manage' keuangan kita. Sparekan uang untuk kebutuhan kita yang benar-benar perlu, jika ada lebihnya, tidak ada salahnya kan untuk menyenangkan diri sendiri. Tapi jangan sampai barang yang kita beli menjadi mubazir, harus pintar-pintar memilih barang. Dan jika kita sudah memutuskan untuk belajar fotografi, maka jangan bosan-bosan untuk belajar, dan jangan malu untuk bertanya. Browsing cara-cara foto yang baik. Sehingga kita bisa mengoptimalkan barang yang kita beli. Sapa tau bisa jadi pemasukan. Who knows- kan? hihihihi.

Insyaallah saya mau bikin postingan bagaimana cara bikin foto ini itu, dll. Supaya saya tidak lupa dan mudah-mudahan bisa berguna bagi para pemula seperti saya :)

Yuk.. Belajar Moto :)

Latar Blur





Rabu, 27 Maret 2013

Be a Full Time Mother

Ya, wacana untuk menjadi IRT atau bahasa kerennya FTM ( Full Time Mother/Mom) sudah lama. Apalagi semenjak kehamilan kedua saya, sepertinya wacana ini semakin berhembus kencang.

Trus nanti kalau kamu kerja siapa yang mau nungguin dede baby? 
Masa mau dititipin lagi sih kaya qila?
Trus nitip kesiapa?

Iya juga sih, masa semua anakku anak titipan, ya walaupun dulu saya juga anak pembantu. Jadi inget dulu saya menyebut pembantu saya teh enjun dengan sebutan mama. Dan setiap dia pulang kampung saya jadi merana. Masih jelas diingatan saya, dulu saya dibawa ke kampungnya untuk berlibur selama berberapa hari. Perjalanan kesana menggunakan mobil bak terbuka. Disepanjang perjalanan, teh enjun dicurigai menculik saya. Hahahha lah memang ga mirip. Ditambah lagi ketika saya memanggilnya dengan sebutan mama. Tambah dong orang-orang jadi heran. Hihihihi. 

Dah ah, balik ke topik. Alhamdulillah tepat hari ini Rabu 27 maret saya resmi berhenti dari pekerjaan saya. Hari ini saya kekantor untuk beres-beres dan meminta hak saya sebagai karyawan.

Yang lucu nih, si centil qila. Kadang dia bertanya kapan mama ga kerja, kita bisa main bersama?. Seperti biasa jawaban saya Insyaallah ya ka, memang kenapa mau mama berenti kerja? Jawabnya, seneng aja.

Dan tadi ketika saya bilang bahwa mama dah ga kerja lagi loh kak? kakak senang tidak? Jawabannya, Ya, mama... ga bisa beli mobil dong mam, ga bisa beli stample ato bando mahkota dong? Hahahhaha gimana sih nih anak??? #gubrak. Kan papa yang kerja kak, jadi nanti mama digaji sama papa. Lalu qila bilang lagi, nanti kalo mama gajian kita beli-beli lagi ya... trus papa, jangan lupa kerja, buat beli mobil. sambil memandang papanya. Hahahahha Masih terobsesi ya qila sama MIMPInya??

Anywaybusway.... Alhamdulilah... Semoga saya bisa menjadi FTM yang ga marah-marah.. Maklum suka esmosi. Bersemangat!!!!!
 

Jumat, 22 Maret 2013

Mulai pinter Bohong Nih !! #tepokjidat

Kemarin saya diberitahu si mbah uti, katanya qila dah mulai tahu tentang berbohong. Sepertinya memang diusia aqila yang belum genap 4 tahun ini selalu saja ada yang WOW menurutku. Walaupun itu positif atau negatif, tetap saja WOW. #hahhhaha 

Begini kira-kira percakapan Mbah Uti  ( MU ) dan Aqila (A).

MU : "Qila, bobo yuk, kan nanti sore mau TPA. Nanti cape loh! "

A : " Ga mau ah Mbah, males! "

MU : " Trus kalau mama tanya gimana? "

A : -Diem-

MU : " Mbah ga mau loh, nanti kalau mama tanya, qila dah bobo belum? trus mbah jawab apa? mbah ga mau bohong loh qila, dosa!  "

A : -Diam dan ga bicara... sambil bobo2an, dan tertidur -

Kalau ini percakapan saya (M) dan Aqila (A) sewaktu kita naik ojek, angkot, becak ke Rumah Sakit ketika berobat aqila awal maret kemarin.

A : Mam, kenapa ga naek motor aja sih mam, trus motornya di taro di Masjid Agung?

M : Kan tadi papa bilang ga boleh naek motor, ya udah deh kita naik ojek.

A : Gimana, besok-besok kita naek motor aja, jangan bilang-bilang papa, kita berdua aja pergi sendiri. 

M : Ih, kok gitu sih? kan ga boleh bohong.

A : kan papa ga tau.

M : Tetep qila, bohong itu dosa. Nanti dimarahi Allah loh, bilang papa aja. Ga papa, ga dimarahi, Mama yang bilang deh. Gimana?

A : Iya Deh.

M : Pinter ! #elus-elus rambut

****
Dari percakapan diatas, sepertinya anak kecil itu gampang banget menyerap apa yang terjadi disekitarnya. Entah itu kita tidak sengaja berbicara Jangan Bohong ya qila! atau dengan pergaulan teman-teman mainnya. Karena saya juga sering mendapatkan cerita dari qila kalau teman-temannya juga suka bohong.

Trus gimana donk? Kalau saya nih, biasanya bilang, kalau bohong itu dosa, nanti masuk neraka, dimarahin Allah bla..bla..bla... Nakutin??? ya, iya lah nakutin, tapi memang ga bermaksud nakutin kan? memang kenyataannya seperti itu? Kalau sudah begitu bisanya aqila cuma diem. 

Atau ada yang berpendapat lain???

Menjadi orang tua memang butuh kesabaran dan perjuangan ya .... Bersemangat!!!!!




Rabu, 20 Maret 2013

Prompt #6: Tuan Black

Noura menggeliat berusaha lepas dari security. Sebelum pintu benar-benar tertutup, dia masih sempat berbalik dan berteriak, “Saya sudah mencari anda bertahun-tahun, Tuan Black. Tiga hari lalu saya melihat facebook anda dan menemukan kisah yang sama seperti yang selalu diceritakan Ibu saya.”

Tuan Black tetap masuk ke kantornya tanpa menghiraukan Noura yang berteriak-teriak. 

"Ibu anda sakit Tuan Black!!!" Teriak Noura sebelum pintu kantor tertutup.

"Ibu??" Mendengar Noura berbicara tentang ibu, Tuan Black langsung berbalik arah menuju Noura.

"Lepaskan dia pak!" Perintah Tuan Black kepada security.

"Kamu!! ikut saya!!" Tuan Black menunjuk Noura.

Dengan terburu-terburu Tuan Black melangkah menuju kantornya. Setelah Noura masuk, dia langsung menutup pintu rapat-rapat. Sepertinya Tuan Black takut para pegawainya tahu apa yang akan ia bicarakan.

"Ibuku? apa maksudmu dengan Ibuku? Kisah apa yang kamu maksud?" Pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan Tuan Black ke Noura.

"Begini Tuan, Ibu saya, maksudnya Ibu Tuan Black sedang terbaring lemah di rumah sakit. Beliau menyuruh saya, anak angkatnya untuk mencari anda. Kemarin saya tidak sengaja menemukan profil anda di FB, kemudian saya tunjukkan kepada ibu. Dan ibu mengakui bahwa anda adalah anaknya yang tidak mengakuinya sebagai ibu setelah anda menikah dengan karmila anak pejabat yang kaya raya. Benarkah begitu? Ini foto ibu saya Tuan." Noura memberikan foto ibunya yang ada di ponselnya.

"Apakah itu Ibu anda Tuan? " Noura kembali bertanya.

Tuan Black diam tak bergeming. Dia terpaku melihat foto-foto ibu. Tangannya bergerak-gerak sibuk melihat foto-foto ibu lainnya.

"Tenang Tuan, saya tidak meminta anda untuk membiayai biaya pengobatan ibu dirumah sakit. Saya hanya ingin anda melihatnya sekali saja. Itu permintaan terakhir beliau kepada saya. Ijinkan saya berbakti kepada ibu tuan, karena beliau telah merawat saya sejak beliau kehilangan tuan." Pinta Noura dengan mengiba.

Tak terasa mata Tuan Black berkaca-kaca. Sepertinya ia binggung harus bagaimana sekarang? Itu yang terlihat oleh Noura.

"Tinggalkan nomer teleponmu, dan nama rumah sakit serta nomer kamarnya. Aku ada urusan sebentar lagi." Ucap Tuan Black.

Setelah meninggalkan pesan, Noura langsung pamit. Dalam hati Noura berpikir, akankan tuan Black datang  menjenguk ibu?

*** 330 kata ***




Senin, 18 Maret 2013

Qila : Pokoknya Jadi Pembalap!!!


Situasi  " Magrib"


Papa      : “Kakak, besok klo dah besar mau jadi apa?”

Qila        : “ Pembalap pap! “

Papa      : “Loh, ga bisa donk, kan kita ga punya mobil. Mau balapan pake apa? Harusnya kakak jadi dokter dulu, ato kerja dulu, punya uang , trus beli mobil. Baru jadi pembalap.”

Qila        : “Pembalap itu klo menang dapet piala ma uang papaaaaa”

Papa      : “Iya, tapi pembalap itu harus punya mobil, dapet uang dari mana buat beli mobil?”

Qila        : “Ih papa, pembalap itu kerja papa!!!” *kesel*

Papa      : “Dengerin kak, sekarang kakak punya mobil ga?”

Qila        : “Engga!”

Papa      : “ Beli mobilnya pake apa? Buat balapan?”

Qila        : “ Kan klo menang balapan dapet uang buat beli mobil” *tetep keukeh*

Papa      : “Nah, klo menang? Klo kalah gimana?? Balapan harus beli mobil dulu, jadi balapan itu Hobi kak. Kalo kakak dah kerja, jadi apa aja bukan pembalap. Gajian, punya uang buat beli mobil. Baru bisa balapan. Bener kan? “

Qila        : “Pokoknya qila mau jadi pembalap!” *duduk membelakangi papa sambil sedakep tangannya, ceritanya ngambek*

Papa      : “Jadi kakak klo dah besar mau jadi apa?”

Qila        : *langsung pergi*
***
Aku ? ngekek tentunya hahhahaha *DUT!!!* hadehhhh… wudhu lagi deh :(


Prompt #5: Dilema

Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.

"Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua." Ucap Roni pada dirinya sendiri.

"Tapi pak, lalu kita harus bagaimana dengan pak Sungkono?" Jawab Marni putus asa.

"Biar bapak yang pikirkan. Sekarang kamu siap-siap. Sebentar lagi pak Sungkono akan datang. Kita bilang saja Ririn sedang keluar kota." Jawab Roni.

***

Marni lalu menelepon Ririn agar menginap dirumah budenya malam ini. Awalnya Ririn heran, tetapi dengan janji yang diucapkan ibunya Marni, bahwa ia akan menceritakan semuanya besok lusa, Ririnpun menuruti apa kata ibunya.

Jam 7 malam pak Sungkono datang dengan anak buahnya. Dia kecewa kenapa Ririn tidak ada.

" Roni! kenapa Ririn tidak ada? bukankah kamu tahu maksud kedatanganku kesini?" Ucap pak Sungkono dengan kasar.

" Maaf pak Sungkono, Ririn ternyata lembur hari ini, jadi dia menginap dirumah temannya malam ini. Harap maklum. Dia kerja diluar kota, kalau pulang, pasti kemalaman, kasian anak perempuan pulang kerumah tengah malam " Jawab Roni dengan halus. Ia takut pak Sungkono marah.

" Ingat surat perjanjian kita Roni, jika kamu tidak menepatinya. Kamu tahu sendiri akibatnya! " Ancam pak Sungkono.

" Saya mengerti pak" Jawab Roni.

Lalu pak Sungkonopun pergi dengan kecewa. Ia bahkan tidak mengicipi gorengan yang disuguhkan Marni.

" Bagaimana pak? ibu sudah terlanjur berjanji dengan Ririn akan bercerita esok lusa ketika dia pulang. Apa kita harus jujur saja pak. Walaupun itu menyakitkan. Biar Ririn yang putuskan. " Ucap Marni dengan sedih.

" Ya sudah, kamu saja yang cerita. Bapak tahu, kamu sebagai ibunya tahu bagaimana caranya berbicara pada Marni. Sekarang, bereskan semuanya. Lalu kita tidur. Bapak pusing bu." Jawab Roni.

***
 " Begitu ceritanya Rin, maafkan bapak ibu jika tidak menceritakan sebelumnya tentang surat perjanjian ini, jujur Rin, ibu bingung. Ibu takut kamu kecewa. "  Marni bercerita ke Ririn dengan mata berkaca-kaca.

" Bu, sebenarnya ada yang mau Ririn ceritakan bu, hanya saja Ririn kaget mendengar cerita ibu." Air mata Ririn tumpah.

" Kenapa Rin, ada cerita apa? lebih baik kita saling terbuka Rin, siapa tahu ada jalan keluar terbaik. " Ucap Marni dengan isak tangis.

" Sebenarnya Ririn juga mau menikah bu, dengan keluarga pak Sungkono. Tapi bukan dengan pak Sungkono sebagai istri ke tujuh bu, sesuai dengan perjanjian bapak ibu, Tapi... " Ririn terdiam

" Tapi apa Rin? " ucap Marni penasaran.

" Tapi.. dengan Kurni anaknya pak Sungkono dari Istri ke duanya bu... Ririn hamil... " Tangisan Ririnpun semakin keras.

Marni merasa semuanya gelap.

***

Kata : 410




Senin, 11 Maret 2013

Prompt #4: Boneka Bayu

http://www.trimex.co.uk/images/productphotos/98762898AP12103-2.jpg
http://www.trimex.co.uk/images/productphotos/98762898AP12103-2.jpg
Bayu bersedih. Baru saja, Risa, tetangganya datang kerumah Bayu untuk marah-marah.Dia tidak terima boneka kesayangannya rusak. Jujur, Bayu lupa kalau boneka itu boneka kesayangan Risa. Bayu kira itu hanya boneka biasa. Boneka bayi palstik yang berpakaian baju bayi milik Risa dahulu. Bayu masih penasaran, dirinya tidak merasa merusak boneka Risa. Apa Yang rusak?

Bayu ingat ia lupa meminta ijin ke Risa untuk meminjam boneka bayinya untuk di jadikan alat bantu didalam ekstrakulikuler Dokter Kecil. Sore itu ia hanya meminta ijin ke Ibu, ya, ibunya Risa sudah Bayu anggap sebagai ibunya sendiri. Setelah ibunya Bayu meninggal 5 tahun lalu karena penyakit kanker. Apa karena tidak bilang ke Risa? Dia jadi marah?

Boneka itu terbuat dari plastik. Harganya murah. Semuanya terbuat dari plastik, rambutnya saja lucu, bentuk dikepalanya sengaja timbul, sehingga tinggal diberi cat berwarna hitam yang menunjukkan bahwa itu rambut. Matanya juga hanya ditempeli stiker mata. Pokoknya boneka yang murah. Awalnya Bayu ingin membeli boneka, hanya ia malu untuk membeli. Toh, hanya dipakai sekali, jadi lebih baik ia pinjam boneka Risa.

Esoknya Bayu pergi kerumah Risa untuk menanyakan, kerusakan apa yang telah ia perbuat dengan boneka Risa.

"Ris, memang boneka kamu rusak yang mananya sih?" ujar Bayu pelan-pelan. Ia takut Risa marah kembali.

"Aduhhh Bayu, masa kamu ga ngerasa sih sudah ngerusakin bonekaku?" jawab Risa dengan emosi.

"Nih, liat perbuatanmu!!!" Risa menunjukan lubang dipantat bayi tersebut. 

"Kamu pasti yang bolongin dengan pulpen kemarin, soalnya pas aku mandiin, bayinya kok ngompol melulu, aku heran, ga baisanya bayiku ngompol. Ternyata ada lubang di pantatnya." Risa menambahkan.

"Oalah... bukan aku Ris, mungkin Asep yang bolongin, soalnya kemaren dia minjem juga bonekamu." ujar Bayu membela diri.

"Tapi kamu kan yang minjem Bayu, harusnya kamu jaga. Pokoknya aku marah sama kamu. TITIK!" Risa langsung menutup kamarnya dengan kencang. Membiarkan Bayu termenung di depan pintu kamar Risa.

==== Keesokan Harinya ====
"Ibu! Lihat! Aku bawa boneka untuk Risa!"

Ibu tersenyum kemudian berkata, “Lucu sekali. Mudah-mudahan Risa suka. Ibu antar ke kamarnya sekarang?”

Bayu mengangguk senang.

"Bayu, inikan boneka mahal, dari mana kamu dapat uang? minta ke ayah ya?" tanya ibu dengan lembut.

"Bayu pecahin celengan bu, abisnya Bayu merasa bersalah sudah teledor menjaga boneka Risa." jawab Bayu.

Sampai didepan kamar, ibu menjelaskan ke Risa bahwa Bayu memecahkan celengannya agar Risa mempunyai boneka baru. Ibu membujuk agar Risa mau memaafkan Bayu. Setelah tahu bahwa Bayu merasa bersalah, Risa akhirnya memaafkan Bayu. Merekapun berpelukan saling meminta maaf.