CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 18 Maret 2013

Prompt #5: Dilema

Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.

"Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua." Ucap Roni pada dirinya sendiri.

"Tapi pak, lalu kita harus bagaimana dengan pak Sungkono?" Jawab Marni putus asa.

"Biar bapak yang pikirkan. Sekarang kamu siap-siap. Sebentar lagi pak Sungkono akan datang. Kita bilang saja Ririn sedang keluar kota." Jawab Roni.

***

Marni lalu menelepon Ririn agar menginap dirumah budenya malam ini. Awalnya Ririn heran, tetapi dengan janji yang diucapkan ibunya Marni, bahwa ia akan menceritakan semuanya besok lusa, Ririnpun menuruti apa kata ibunya.

Jam 7 malam pak Sungkono datang dengan anak buahnya. Dia kecewa kenapa Ririn tidak ada.

" Roni! kenapa Ririn tidak ada? bukankah kamu tahu maksud kedatanganku kesini?" Ucap pak Sungkono dengan kasar.

" Maaf pak Sungkono, Ririn ternyata lembur hari ini, jadi dia menginap dirumah temannya malam ini. Harap maklum. Dia kerja diluar kota, kalau pulang, pasti kemalaman, kasian anak perempuan pulang kerumah tengah malam " Jawab Roni dengan halus. Ia takut pak Sungkono marah.

" Ingat surat perjanjian kita Roni, jika kamu tidak menepatinya. Kamu tahu sendiri akibatnya! " Ancam pak Sungkono.

" Saya mengerti pak" Jawab Roni.

Lalu pak Sungkonopun pergi dengan kecewa. Ia bahkan tidak mengicipi gorengan yang disuguhkan Marni.

" Bagaimana pak? ibu sudah terlanjur berjanji dengan Ririn akan bercerita esok lusa ketika dia pulang. Apa kita harus jujur saja pak. Walaupun itu menyakitkan. Biar Ririn yang putuskan. " Ucap Marni dengan sedih.

" Ya sudah, kamu saja yang cerita. Bapak tahu, kamu sebagai ibunya tahu bagaimana caranya berbicara pada Marni. Sekarang, bereskan semuanya. Lalu kita tidur. Bapak pusing bu." Jawab Roni.

***
 " Begitu ceritanya Rin, maafkan bapak ibu jika tidak menceritakan sebelumnya tentang surat perjanjian ini, jujur Rin, ibu bingung. Ibu takut kamu kecewa. "  Marni bercerita ke Ririn dengan mata berkaca-kaca.

" Bu, sebenarnya ada yang mau Ririn ceritakan bu, hanya saja Ririn kaget mendengar cerita ibu." Air mata Ririn tumpah.

" Kenapa Rin, ada cerita apa? lebih baik kita saling terbuka Rin, siapa tahu ada jalan keluar terbaik. " Ucap Marni dengan isak tangis.

" Sebenarnya Ririn juga mau menikah bu, dengan keluarga pak Sungkono. Tapi bukan dengan pak Sungkono sebagai istri ke tujuh bu, sesuai dengan perjanjian bapak ibu, Tapi... " Ririn terdiam

" Tapi apa Rin? " ucap Marni penasaran.

" Tapi.. dengan Kurni anaknya pak Sungkono dari Istri ke duanya bu... Ririn hamil... " Tangisan Ririnpun semakin keras.

Marni merasa semuanya gelap.

***

Kata : 410




6 komentar:

  1. huaduuuh... istri ke tujuhh?? Ririn hamiiill?? runyam ini Mak, runyam ini, Maaak!! *ikutan pengsan* :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Kartika..

      hahahah mmg runyam mba.. serunyam bikinnya.. hahahhahaha #mendadak inget PR...

      #ikutan pengsan :)

      makasih ya mba kartika :)

      Hapus
  2. hahahaha nemenin mak kartika yang pingsan ikut runyamm pusingggg :(

    zaman iwisss edannn :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mak Hana,

      hahhahaha mudah2an kita ga ikut2an uedan ya mak :)

      kecup2 basah #loh

      makasih yaaaaaaaa

      Hapus
  3. kalo masalah jaman edan jadi keinget sama guyonannya gus dur almarhum .. Yang bilang kalo indonesia ini orangnya sudah edan, karena memilih saya (gusdur jadi presiden)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Deby,

      hahahahha mmg kadang omongan beliau mmg benar om... sekarang jaman dah edan.. hihii

      makasih ya dah mampir di fiksiku :)

      Hapus