CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 29 Mei 2013

#Curcol# Senangnya Sudah Bisa Minta Maaf

Kemarin saya sempat emosi sama anak tetangga depan yang sembarangan membuang kertas yang dipotong kecil-kecil, layaknya orang saweran di halaman dalam rumah (setelah pagar). Ini untuk yang ke-dua kalinya. Bukannya saya malas menyapu. Tapi keadaan halaman saya yang masih tanah dan penuh dengan batu-batu kecil sisa dari ngebangun rumah, mengakibatkan susahnya saya menyapu kertas kecil tersebut tanpa harus membuang batu tersebut #ngertikan maksud saya :D. Dan akhirnya kertas kecil tersebut harus dipungut satu-persatu. 

Ketika saya tanya kepada anak tetangga yang paling kecil Z "siapa yang melakukannya?" Ia menjawab si X dan Y. Langsung saja saya menyindir mereka X dan Y yang saya lihat sedang bersembunyi di balik tiang tembok rumahnya. "Ya sudah, yang nakal jangan main kerumah qila lagi" Ucap saya agak keras, sengaja biar terdengar oleh X dan Y. 


(menurut saya mereka hanya memanfaatkan aqila dengan mainan dan fasilitas mewarnai yang suka saya berikan. Kenapa begitu, karena saya perhatikan mereka asik main sendiri ketika sedang memainkan mainan qila, dan suka menyuruh aqila untuk mem-printkan gambar-gambar yang mereka suka. (saya cari via google dan saya print). Tapi saya biarkan saja selama tidak mempengaruhi aqila dengan perbuatan dan perkataan yang tidak-tidak.

Tahu apa yang mereka lakukan? fyi X dan Y berumur 5-6 tahun.

Mereka langsung marah-marah ga terima disebut anak nakal. Keluar deh kata-kata ejekan, hinaan dll, pokoknya nge-bully gitu. Pokoknya engga banget untuk anak seusia mereka. Saya ga nyalahin mereka, hanya saja sepertinya mereka kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Contohnya saja, mereka jarang sekali terlihat bobo siang. Kerjaannya maen mulu (mereka belum sekolah). Mau jam berapapun aqila pulang sekolah Jam 11, jam 13, pasti sebelum masuk rumah diajak maen. Sore juga begitu, magrib juga begitu. Bukannya saya ga boleh aqila main, hanya saja tidur siang lebih penting buat aqila yang masih 4 tahun. Kalau dia ga tidur siang, malamnya qila tidur ga nyenyak karena kecapean.

Yang lucunya.....

Setelah 2 hari setelah kejadian tersebut, aqila ingin sekali bermain. Dia bilang sama saya mam, aku mau maafan sama Z, kan kalau marahan ga boleh lama-lama ya mam?? Langsung saja saya bilang Ya, ga papa, kalau mereka tetep ga mau maen sama qila, qila maennya sama mama dulu ya? Qila pun langsung mengangguk.

Ternyata si Y sedang marahan dengan X, akhirnya aqila meminta maaf ke X saja yang ada warung samping rumah. "Y, kita maafan ya" Ajak qila sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Dan mereka pun main bersama sebentar, karena sesudahnya qila pulang kerumah dengan alasan Y mau pergi.

Besoknya Z bertemu dengan qila, qila pun bekata Z, kita maafan ya.. yuk main bersama.  Tapi karena langsung gerimis, mainpun tidak jadi.

Yang saya pelajari.

Ternyata aqila sudah pintar dan berani meminta maaf, padahal saya yang memarahi mereka karena sudah buang sampah di dalam halaman rumah, bukan qila yang salah. Tapi itu menjadi point tersendiri untuk aqila yang sudah berani untuk meminta maaf walaupun tidak salah. Mungkin dia kangen main bersama. Namanya juga anak kecil.

-Lebih indah mengucapkan maaf dari pada harus menahan ego untuk terus bermusuhan-

#sedikit curcol tentang kelakuan anak tetangga, yang sulit saya bayangkan akan bertetangga dengan mereka selamanya, mau saya tegur emaknya kok ya saya ga berani. Lah udah tua.. Masa anak muda kaya saya #ngalem# ngajarin emaknya yang dah tuaan dari saya :)

3 komentar:

  1. Aqila pinter ya..biasanya anak2 kalau ribut gampang baikan jeng...dan better orangtua gak usah marahin anak2, nasehatin ajah...

    BalasHapus
  2. berarti tinggal mamanya yang maafin xixixi :P

    BalasHapus